
Salah satu material atap yang sudah ada sejak lama dan paling umum digunakan sampai sekarang adalah atap genteng keramik. Genteng keramik telah digunakan sejak sekitar 10.000 sebelum Masehi. Di Indonesia sendiri, kemungkinan besar penggunaan genteng keramik diadopsi sejak kedatangan Belanda.
Tipe
Meski ada istilah genteng Keramik dan genteng Tanah Liat, pada dasarnya adalah hal yang sama karena berbahan dasar sama, yaitu tanah liat, yang kemudian dibakar pada temperatur tinggi antara 700°C hingga 1100°C. Semakin tinggi suhu pembakaran, semakin bagus kualitas gentengnya.
Jika kemudian ada yang berbeda adalah penampilan akhirnya karena ada genteng keramik yang biasa, ada pula genteng keramik yang diglasir. Genteng keramik tanpa glasir memiliki warna terakota yang kemerahan seperti warna genteng baru umumnya dan tidak jarang disebut sebagai genteng tanah liat. Genteng tipe inilah yang paling umum ditemui secara lokal. Kemudian ada genteng yang diglasir, yaitu genteng yang mendapat lapisan kedap air dan membuatnya anti air dan lebih kokoh. Lapisan ini umumnya mengkilap layaknya lapisan keramik.

Kelebihan
Selain memberi kesan anggun pada rumah, Genteng keramik sangat awet dan cocok untuk atap dengan kemiringan 30 derajat. Bila menggunakan genteng keramik berkualitas tinggi dan dipasang dengan tepat, usia pakainya dapat melebihi 100 tahun, bahkan untuk wilayah dengan iklim tropis seperti Indonesia. Hal ini juga membuat genteng keramik relatif bebas perawatan. Karena komposisi material dan proses pembuatannya, genteng keramik juga tidak akan busuk atau terpengaruh oleh serangga. Karena bahannya pula, genteng ini juga masuk dalam kategori ramah lingkungan. Kalau pun nantinya harus hancur atau dihancurkan, bahannya akan kembali menjadi tanah kembali seperti asalnya.
Genteng keramik memiliki kemampuan menyerap, menyimpan, dan melepaskan panas yang besar, sehingga mampu menjaga suhu udara ruangan tetap stabil dan adem. Selain itu, genteng keramik juga memiliki berbagai model dan pilihan warna yang dapat disesuaikan dengan setiap gaya rumah.
Kekurangan
Hal pertama yang paling kentara adalah bobotnya yang berat. Untuk ukuran genteng keramik standar (31cm × 32cm), misalnya, bobotnya dapat mencapai sekitar 3 kg. Bobot tersebut memerlukan struktur atap yang kuat dan pemasangan yang lebih kompleks dibanding tipe genteng lainnya. Hal ini akan memberi tambahan biaya. Secara struktur, meskipun kuat, genteng keramik juga dapat getas dan sewaktu-waktu dapat pecah jika terkena benturan keras atau terinjak. Selain itu, genteng keramik tidak cocok untuk atap dengan kemiringan kurang dari 18 derajat.