Batu konblok begitu populer hingga terlupakan bahwa nama konblok sendiri adalah merek dagang (Conbloc, Concrete block atau blok beton). Konblok sendiri juga dikenal sebagai paving block, paving brick, atau paver brick. Secara umum, arti ketiganya adalah sama, yaitu bata pelapis batu konblok.
Material Konblok
Di Indonesia, batu konblok umumnya dibuat dari beton. Secara teknis, batu konblok dibuat dari campuran semen, air, dan agregat plus bahan tambahan (jika ada). Bahan tambahan ini tidak boleh mengurangi kualitas beton. Ketebalan konblok bervariasi antara 60 mm, 80 mm, dan 100 mm.
Penggunaan Konblok
Secara umum, penggunaan konblok tidak dapat lepas dari jalanan. Konblok merupakan alternatif material perkerasan jalan, terutama jalanan non jalan raya seperti jalan perumahan, area industri, taman, trotoar. Selain itu, konblok juga sering digunakan sebagai pelapis halaman rumah dan jalur masuk ke garasi.
Berdasarkan penggunaannya, batu konblok dapat dibedakan sebagai konblok mutu A, B, C, dan mutu D. Mutu A, misalnya, cocok untuk jalan, sedangkan trotoar umumnya menggunakan konblok mutu C. Sementara itu untuk taman dan area parkir dapat menggunakan konblok mutu D dan mutu B. Kategorisasi mutu tersebut didasarkan pada tiga faktor, yaitu kekuatan terhadap tekan, kekuatan terhadap keausan, serta, daya serap air.
Kelebihan Konblok
Batu konblok memiliki berbagai kelebihan, baik dari segi kualitas kekuatan, bentuk, tekstur permukaan, atau pun warna. Namun begitu, kelebihan paling utama adalah bila salah satu bagiannya rusak, batu konblok dapat diganti dengan mudah. Secara umum, konblok dipilih sebagai material perkerasan karena bentuknya yang menarik, usia pakainya yang panjang, serta daya tahannya. Sebagai alternatif penutup halaman, konblok juga tidak membuat halaman menggenang saat hujan, karena dapat melewatkan air dengan gampang melalui sela-selanya.
Bentuk konblok juga bervariasi, membuat penampilan lapisan konblok menarik. Bentuknya dapat di modifikasi dengan membuat cetakan konblok tersendiri. Warna konblok juga tidak selalu abu-abu beton, namun dapat berwarna-warni menurut pewarna yang dicampurkan pada bahannya. Pola pemasangan konblok bisa sangat bervariasi dan secara praktis dapat ditata menurut selera pribadi.
Kelemahan Konblok
Kelemahan konblok umumnya dari sisi keseragaman kualitas konblok dan cara pemasangannya. Untuk masalah yang pertama, ini dapat terjadi pada batu konblok buatan sendiri atau buatan rumahan. Karena adukan bahan kurang merata, maka satu unit konblok dengan yang lain bisa jadi tidak memiliki kekuatan yang seragam. Pemasangan konblok memerlukan pondasi yang rata dan kokoh. Pondasi yang kurang rata dan kokoh membuat konblok bergelombang tidak rata. Selain itu, konblok tidak cocok sebagai perkerasan jalan utama untuk kendaraan kecepatan tinggi.
Bentuk Umum Konblok
Bentuk batu konblok sangat beragam, tergantung cetakan konblok yang digunakan. Namun begitu, ada bentuk-bentuk umum konblok yang biasa diproduksi. Konblok paling dikenal mungkin bentuk persegi batu bata (brick), kubus, persegi enam (heksagon), interpave, dogbone, serta gabungan 3 persegi enam (trihex). Ada pula konblok berpori yang dapat menjadi media tumbuh rumput pada sela-selanya.
Pemasangan Konblok
Pemasangan batu konblok umumnya mengikuti bentuk dasar konblok. Namun begitu, ada berbagai alternatif untuk pemasangan konblok tipe brick/bentuk batu bata. Sebagai contoh, jika ingin susunan konblok dengan kaitan paling kuat, maka dapat dipilih pola herringbone. Namun begitu, apa pun pola pemasangan konblok yang diterapkan, harus memperhatikan lahannya. Lahan harus memiliki kepadatan yang seragam, begitu pula hamparan pasir yang nantinya akan menjadi pondasi peletakan konblok.